MENJADI PEMILIH CERDAS PADA PILKADA SERENTAK 2018



Oleh: Dr.Muslimin,.M.Si

Salah satu problem mendasar dalam demokrasi indonesia saat ini adalah masih dominannya pemilih pragmatis ketimbang pemilih cerdas termasuk di pilkada serentak hari  ini,..pemilih cerdas masih sebatas angan angan dan harapan yang tdk bisa di harap,.lalu siapa yang bertanggung jawab dalam melahirkan pemilih cerdas ini,,?,.dan meminimalisir pemilih pragmatis,,?,..partai politik yang mestinya memiliki peran strategis dalam mengelola persoalan ini, sebab parpol lah yang memiliki konstituen, masyarakat pemilih,.tetapi nampaknya blm bisa di harapkan dgn baik atas peran perannya.

Jika hari ini kita dipertontonkan kecurangan kecurangan dalam pesta demokrasi, many politik, bagi bagi sembako, bagi bagi baju dst,.sesunguhnya itu adalah efek dari kegagalan sebuah demokrasi yang sejatinya kegagalan parpol dalam mengelola permasalahan itu,.demokrasi tidak boleh di tukar dalam bentuk apapun, sebab nilai demokrasi adalah nilai nurani rakyat yang memiliki hak fundamental, hak otoritas dalam menentukan perjalanan hidup berbangsa dan bernegara,.dan nilai nurani inilah yang 'tergadai',dalam proses demokrasi saat ini,.

Pemilihan kepala daerah yang hari ini di laksanakan secara serentak dalam memilih pemimpin pemimpin di daerah sejatinya adalah memilih imam yang akan menuntun makmun lima tahun kedepan dalam mengelola pemerintahan di daerah,dalam mengelola hidup dan kehidupan rakyat lima tahun kedepan di mana rakyat menggantung hajat dan harapan hidupnya kepada pemimpin yang akan terpilih.,salah memilih taruhannya adalah nasib rakyat lima tahun kedepan.,

MENJADI PEMILIH CERDAS

pemilih cerdas adalah pemilih rasional, obyektif, bukan karena dorongan uang, saudara, suku,.menjadi pemilih cerdas tentu ada kriteria dari calon pemilih dan bukan sekedar memilih, tetapi berdasarkan kriteria pemilih seperti bagaimana integritasnya, komitmennya, dedikasinya dan sikap aspiratifnya terhadap rakyatnya.

Pemilih cerdas adalah pemilih rasional dan obyektif yang memiliki hubungan emosional yang cerdas dengan kandidat, bukan hubungan transaksional, bkn hubungan sesat dan menyesatkan, maka pemilih cerdas pasti akan memelihara, melindungi dan bahkan tidak membebani kandidatnya.

Kesadaran pemilih tentang pentingnya memcermati secara cerdas para kandidat adalah kunci utama terpilihnya pemimpin yang akan mampu mengatasi persoalan rakyat, pemilih cerdas tentu akan melahirkan pemimpin yang berkualitas pemimpin yang akan mampu mengantarkan rakyatnya ke kehidupan yang lebih baik.

Memilih pemimpin yang berkualitas sejatinya adalah memimpin untuk perbaikan nasib pemilih itu sendiri,.

Selamat menggunakan hak pilihnya pada pilkada serentak 27 juni 2018,.dan jangan GOLPUT.

Komentar

Postingan Populer