Ritual Belulu PAPT Sarat Makna Sejarah Kutai


TERASKALTIM.COM - Pesta Adat Pelas Tanah (PAPT) dan Pesona Kutai Timur (Kutim) III 2018 sudah dimulai. Tandanya, upacara ritual Beluluh yang diselenggarakan di Pendopo Rujab Bupati Kutim, Bukit Pelangi, pada, Senin, 22 Oktober 2018 kemarin.

Beluluh merupakan acara ritual adat khas Kutai yang berasal dari Kesultanan Kutai Kartanegara, Ing Martadipura. Ritual ini bermakna penyucian diri sebelum memulai acara agar seluruh kegiatan dalam acara tahunan itu lancar dan berlangsung sukses.

Seorang tetua adat dalam acara itu bertugas membacakan doa. Doa ini memohon kepada yang maha kuasa agar segala aktifitas dalam acara pesta adat pelas tanah III dapat terlaksana dengan baik. Dipercaya, unsur negartif baik yang tampak maupun tidak luluh di atas buluh atau bambu pada prosesi ritual adat tersebut.

Bupati Kutim Ismunandar dengan gelar Pangeran Sura Praja dalam kesempatan itu mengikuti prosesi beluluh dan disaksikan oleh putra mahkota Kesultanan Kutai Kartanegara (Kukar) Ing Martadipura, Adji Pangeran Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat.

Tidak sendiri, istri bupati Encek UR Firgasih dengan gelar Raden Encek Ratna Putri dan Wakil Bupati Kasmidi Bulang beserta istri Tirah Satriani pun turut disucikan dalam ritual adat tersebut. Kedua pasangan pimpinan Kabupaten Kutim itu duduk dibangku khusus dengan mengenakan pakaian khas Kutai.

"Ketiga ini wajib untuk terus kita dilestarikan. Kutim tidak bisa dipisahkan oleh budaya Kutai. Nah, saya harapkan pelas tanah ini bisa menjadi tradisi budaya yang mengedukasi gambaran sejarah kutai," ujar Ismunandar.

Kepada masyarakat, Ismunandar pun mengajak agar menyaksikan semua rangkaian kegiatan pada acara tahunan yang digelar Adat Besar Kutai (ABK) dan Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) bekerjasama dengan Pememerintah Kutim melalui Dinas Kebudayaan.

Kegitan lain yang diselenggaraka pada pesta adat pelas tanah dan pesona Kutim III 2018 diantaranya, mendirikan tiang ayu, menyalakan brong dan sejumlah acara adat, budaya serta perlombaan olahraga tradisional lainnya.

"Pelas tanah sudah menjadi barometer daya tarik wisata Kutim untuk lebih jauh. Baik mempromosikan tradisi budaya nenek moyang hingga terdengar ke dunia internasional," tutur Ismunandar.

Seperti sebelumnya, pelaksanaan Pesta Adat Pelas Tanah dan Pesona Kutim itu digelar selama satu minggu. Kali ini dilaksanakan sama dan berlangsung hingga 28 oktober 2018. Turut dalam ritual pembukaan itu, Wakil Ketua DPR Yulianus Palangiran, Kasdim 0909/Sangatta Mayor Inf Jon Young Saragi, Polres Kutim Kabagops Res Kompol Bambang dan para pimpimpinan OPD serta ratusan tamu undangan lainnya. (*).

Komentar

Postingan Populer